SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
MAKALAH
IPA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
Disusun Oleh:
Muhammad Reyhan Faiz Mahendra
IX B
SMP NEGERI 4 JEMBER
2017 / 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT,
shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW beserta keluarga
dan sahabatnya. Berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang membahas tentang “Sistem
Ekskresi Pada Manusia”. Makalah ini disusun guna menyelesaikan salah satu tugas
IPA kelas IX semsester 1.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, bimbingan dan
arahan kepada penyusun.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan makalah
kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
pembaca.
03 Agustus 2017
Penulis
DAFTAR
ISI
Halaman
COVER JUDUL........................................................................................ 1
KATA PENGANTAR............................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................. 3
BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................ 4
A.
Latar Belakang....................................................................... 4
B.
Rumusan Masalah ................................................................. 4
C.
Tujuan..................................................................................... 5
BAB 2. PEMBAHASAN........................................................................... 6
A.
Pengertian Sistem Ekskresi.................................................... 6
B.
Alat-alat Ekskresi Pada Manusia.......................................... 7
1. Ginjal.................................................................................. 7
2. Kulit.................................................................................... 11
3. Hati..................................................................................... 12
4. Paru-paru............................................................................. 13
C.
Penyakit Pada Sistem Ekskresi Manusia.............................. 14
1. Penyakit Pada
Ginjal.......................................................... 14
2. Penyakit Pada
Kulit............................................................ 15
3. Penyakit Pada
Hati............................................................. 17
4. Penyakit Pada
Paru-paru..................................................... 18
BAB 3. PENUTUP.................................................................................... 19
A.
Kesimpulan.............................................................................. 19
B.
Saran........................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 20
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Manusia
mempunyai sistem metabolisme tubuh yang lengkap. Saat melakukan aktivitas
sehari- hari seluruh sistem metabolisme tubuh manusia bekerja sebagaimana
mestinya sesuaidengan fungsi masing-masing. Proses metabolisme dalam tubuh
manusia berlangsung secara terkoordinir dan dilakukan oleh serangkaian
organ-organ tubuh. Dalam tubuh manusia terjadi proses metabolisme. Proses ini
menghasilkan energi dan zat-zat tertentu. Zat-zat tersebut ada yang berguna,
tetapi ada juga zat sisa yang tidak berguna. Misalnya keringat dan urine,
pada saat berolahraga kita mengeluarkan keringat dihasilkan oleh sistem
pengeluaran tubuh melali organ kulit. Selain itu organ paru-paru juga bekerja
maksimal melalui sistem pernapasan tubuh. Dari uraian tersebut sistem
metabolisme tubuh saling berhubungan satu sama lain. Terbentuklah sistem
ekskresi pada manusia yang melibatkan beberapa organ tertentu dalam tubuh
manusia.
Sistem ekskresi pada
manusia melibatkan melibatkan alat ekskresi yang terdiri atas ginjal, kulit,
dan paru-paru. Setiap alat ekskresi tersebut berfungsi mengeluarkan zat sisa
metabolisme yang berbeda, kecuali air yang dapat diekskresikan melalui semua
alat ekskresi.
B. RUMUSAN
MASALAH
Rumusan masalah dari penyusunan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1.
Bagaimana
pengertian sistem ekskresi?
2.
Bagaimana
macam-macam alat ekskresi pada manusia?
3.
Bagaimana
penyakit pada alat eksresi manusia?
C. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini antara lain:
1.
Mengetahui
pengertian sistem ekskresi.
2.
Mengetahui
macam-macam dan penjelasan alat ekskresi pada manusia.
3.
Mengetahui
penyakit pada alat eksresi manusia.
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sistem Ekskresi
Ekskresi
adalah proses pengeluaran zat sisa metabolisme yang sudah tidak dibutuhkan lagi
oleh tubuh. Zat sisa metabolisme harus dikeluarkan agar tidak menjadi racun
bagi tubuh. Zat-zat ini, antara lain CO2, garam-garam dan senyawa
nitrogen yang disebut urea. Sistem yang bertugas mengeluarkan zat-zat ini
disebut sistem ekskresi. Sistem ekskresi pada manusia dibentuk oleh beberapa
organ, yaitu ginjal, hati, paru-paru dan kulit.
Berikut beberapa istilah yang erat
kaitannya dengan ekskresi :
1. Defekasi
Defekasi merupakan
proses pengeluaran sisa pencernaan makana yang disebut feses. Zat yang dikeluarkan
belum pernah mengalami metabolisme di dalam jaringan. Zat yang dikeluarkan
meliputi zat yang tidakl diserap usus sel epitel, usus yang rusak dan mikroba
usus.
2. Sekresi
Sekresi adalah
pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan. Getah
yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya mengandun genzim.
3. Eliminasi
Eliminasi merupakan
sebuah proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil
(saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).
Sistem ekskresi merupakan sistem
pengeluaran sisa metabolisme tubuh yang diserap dan diangkut oleh darah dan
dikeluarkan bersama urine, pernapasan dan keringat. Organ-organ ekskresi di
dalam tubuh bekerja maksimal untuk mengeluarkan zat sisa hasil metabolisme yang
tidak berguna dari dalam tubuh. Sistem ekskresi pada manusia melibatkan alat
ekskresi yang terdiri atas ginjal, kulit, hati dan paru-paru. Setiap alat
ekskresi berfungsi mengeluarkan zat sisa metabolism yang berbeda, kecuali air
yang dapat diekskresikan melalui semua alat ekskresi.
B.
Alat
– alat Ekskresi Pada Manusia
1.
Ginjal
Pada
sistem ekskresi manusia, sisa-sisa metabolisme diserap dari darah, kemudian
diproses, dan akhirnya dikeluarkan melalui alat-alat ekskresi. Ginjal merupakan
alat ekskresi utama pada manusia secara anatomis ginjal tersusun atas lapisan
luar yang berupa rongga ginjal disebut Pelvis renalis.
a. Struktur
Ginjal
Ginjal
manusia berbentuk seperti kacang merah dengan panjang sekitar 10 cm, berwarna
merah, jumlahnya sepasang, dan terletak di bagian dorsal dinding tubuh sebelah
kiri dan kanan tulang belakang. Diperkirakan berat total ginjal sekitar 1% dari
berat badan, dan setiap menit sekitar 20-25% darah yang dipompa jantung
mengalir menuju ginjal.
Potongan
melintang ginjal memperlihatkan tiga daerah utama, yaitu korteks (bagian
luar), medula (bagian sumsum ginjal), dan pelvis renalis (rongga
ginjal).
Bagian
korteks dan medula mengandung sekitar 1 juta nefron. Nefron adalah
satuan structural dan fungsional terkecil pada ginjal. Setiap nefron terdiri
atas badan Malpighi dan saluran panjang berbelit yang disebut saluran nefron.
Pada badan malpighi dan saluran terdapat kapsul bowman yang bentuknya seperti
mangkuk. Kapsul bowman tersebut membungkus glomerulus yang merupakan jalinan
pembuluh kapiler. Dari kapsul Bowman keluar saluran yang panjang yang berbelit.
Saluran panjang tersebut dibedakan atas tiga segmen, yaitu pembuluh
(tubulus) proksimal, lengkung henle, dan pembuluh distal. Pembuluh
proksimal berbelit dekat kapsul Bowman. Pembuluh proksimal menuju ke segmen
panjang berdinding tipis, yaitu lengkung Henle. Oleh karena mirip leher angsa,
engkung ini sering disebut sebagai angsa henle. Selanjutnya pembuluh proksimal
berkelok-kelok lagi disebut kelokan kedua atau pembuluh distal yang bersambung
dengan pembuluh pengumpul (pembuluh kolekta) yang berjalan melintasi
korteks dan medula untuk bermuara pada rongga gonjal.
b. Fungsi
Ginjal
1. Mengekskresikan
zat-zat yang merugikan bagi tubuh, antara lain: urea, asam urat, amoniak,
creatinin, garam anorganik, bacteri dan juga obat-obatan
2. Mengekskresikan
gula kelebihan gula dalam darah
3. Membantu
keseimbangan air dalam tubuh, yaitu mempertahankan tekanan osmotik ektraseluler
4. Mengatur
konsentrasi garam dalam darah dan keseimbangan asam basa darah.
c. Pembentukan
Urin
Pada
proses pembentukan urin di dalam ginjal, terjadi rangkaian proses filtrasi,
reabsorpsi, dan sekresi.
1. Penyaringan
(filrasi)
Proses
penyaringan darah terjadi pada kapiler glomerulus, yakni kapiler darah yang
bergelung-gelung di dalam kapsul bowman. Pada glomerulus terdapat sel-sel
endothelium sehingga mempermudah penyaringan. Darah dari glomerulus akan
melitasi sel-sel epithelium dari kapsul bowman yang berfungsi sebagai penyaring
yang disebut sel podosit. Sel podosit dapat ditembus oleh air dan
molekul-molekul berukuran kecil, tetapi tidak berlaku untuk sel-sel darah dan
molekul yang berukuran besar, seperti protein plasma darah. Selain proses
penyaringan, di glomerulus terjadi pula pengikatan sel-sel darah, keeping
darah, dan sebagian besar protein plasma agar tidak ikut dikeluarkan. Hasil
penyaringan ini berupa filtrate glomerulus (urin primer) yang
komposisinya mirip dengan darah tetapi tidak mengandung protein.
2. Penyerapan
kembali (reabsorpsi)
Urin
primer yang merupakan hasil proses penyaringan selanjutnya mengalir ke pembuluh
proksimal. Di dalam pembuluh ini terjadi proses penyerapan kembali bahan-bahan
yang masih berguna, antara lain air, glukosa, asam amino, dan sejumlah besar
ion-ion anorganik NaCl. Penyerapan bahan-bahan tersebut berlangsung secara
transport aktif. Selian bahan-bahan tersebut, air yang terdapat dalam filtrate
glomerulus juga mengalami penyerapan melalui proses osmosis. Proses penyerapan
air ini terjadi juga di dalam pembuluh distal, lengkung henle, dan pembuluh
pengumpul (pembuluh yang turun). Selanjutnya, bahan-bahan yang telah diserap
kembali tersebut dikembalikan ke dalam darah melalui pembuluh kapiler yang
terdapat di sekeliling pembuluh. Proses penyerapan bahan-bahan yang masih
berguna juga terjadi di lengkung henle (pembuluh yang naik), terutama
penyerapan ion natrium klorida.
Setelah
terjadi penyerapan akan dihasilkan urin sekunder yang komposisi zat-zat
penyusunnya sangat berbeda dengan urin primer. Di dalam urin sekunder ini
zat-zat yang masih dibutuhkan tidak ditemukan kembali lagi, sedangkan urea
kadarnya meningkat dibandingkan di dalam urin primer.
3. Sekresi
Sekresi
adalah proses penambahan zat-zat terarut yang ada di dalam plasma darah ke
filtrate yang ada di dalam saluran nefron, yaitu di pembuluh proksimal dan
pembuluh distal. Berbeda dengan proses filtasi, sekresi merupakan proses
pemilihan molekul yang sangat selektif, melalui mekanisme transport aktif dan
pasif. Contohnya pengontrolan ion-ion hydrogen dari cairan interstisial ke
dalam pembuluh nefron untuk menjaga pH cairan tubuh tetap konstan.
d. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Produksi Urin
Urin yang dikeluarkan oleh ginjal sebenarnya sangat
dipengaruhi oleh factor dalam dan luar dari individu yang bersangkutan. Factor-faktor
tersebut meliputi:
1. Hormone
antidiuretik (ADH)
Apabila konsentrasi air di dalam darah
turun, maka ADH disekresikan dan dialirkan kedalam ginjal bersama darah.
Akibatnya permebilitas dinding tubulus distal dan saluran pengumpul terhadap air
meningkat sehingga air masuk diserap kembali. Akibatnya urin yang terbentuk
sedikit, dan sebaliknya.
2.
Jumlah air yang diminum
Apabila jumlah air yang diminum banyak,
konsentrasi protein darah menurun dan konsentrasi air meningkat. Karena itu
tekana koloid protein turun, sehingga tekanan filtrasinya menjadi kurang
efektif. Akibatnya, air yang diserap berkurang dan urin yang diproduksi
meningkat.
3.
Konsentrasi Hormone Insulin
Apabila konsentrasi hormone insulin rendah,
maka kadar gula dalam darah tinggi dan akan dikeluarkan melalui tubulus distal.
Keberadaan zat gula tersebut akan mengganggu proses penyerapan kembali air di
dalam tubulus distal. Akibatnya orang yang bersangkutan akan sering
mengeluarkan air.
2.
Kulit
Kulit
manusia terdiri atas epidermis dan dermis. Kulit berfungsi sebagai alat
ekskresi karena adanya kelenjar keringat (kelenjar sudorifera) yang terletak di
lapisan dermis.
a. Epidermis
Epidermis
tersusun atas lapisan tanduk (lapisan korneum) dan lapisan Malpighi. Lapisan
korneum merupakan lapisan kulit mati, yang dapat mengelupas dan digantikan oleh
sel-sel yang baru. Lapisan Malpighi terdiri atas lapisan spinosum dan lapisan
germinativum. Lapisan spinosum berfungsi menahan gesekan dari luar.
Lapisan germanativum mengandung sel-sel yang aktif membeah diri, menggantikan
lapisan sel-sel pada lapisan korneum. Lapisan Malpighi mengandung pigmen melanin
yang memberi warna pada kulit.
b. Dermis
Lapisan ini mengandung pembuluh darah, akar
rambut, ujung saraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar kerngat
menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000
mL setiap hari, tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu. Keringat
mengandung air, garam, dan urea. Fungsi lain kulit selain sebagai organ
penerima rangsang, pelindung terhadap fisik, penuinaran dan bibit penyakit,
serta untuk pengaturan suhu tubuh.
Adapun fungsi kulit antara lain:
1. Mengeluarkan
keringat
2. Sebagai
pelindung tubuh
3. Menyimpan
kelebihan lemak
4. Mengatur
suhu tubuh
5. Tempat
pembuatan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan sinar matahari yang
mengandung ultraviolet.
3.
Hati
Hati
merupakan kelenjar terbesar di dalam tubuh, terletak dalam rongga perut sebelah
kanan, tepatnya di bawah diafragma. Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk
sebagai alat ekskresi. Hal ini dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan
cara memecah beberapa senyawa yang bersifat racun dan menghasilkan ammonia,
urea, dan asam urat dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses
pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.
Sebagai kelenjar, hati
menghasilkan empedu yang mencapai ½ liter setiap hari. Empedu berasal dari
hemoglobin sel darah merah yang telah tua. Empedu merupakan cairan kehijauan
dan terasa pahit. Zat ini disimpan di dalam kantong empedu. Empedu mengandung
kolesterol, garam mineral, garam empedu, pigmen bilirubin, dan biliverdin.
Empedu yang disekresikan berfungsi untuk mencerna lemak, mengaktipkan lipase,
membantu daya absorpsi lemak di usus dan mengubah zat yang tidak larut dalam
air menjadi zat yang larut dalam air.
Sel-sel darah merah dirombak di
dalam hati. Hemoglobin yang terkandung di dalamnya dipecah menjadi zat besi,
globin dan heme. Zat besi dan globin didaur ulang, sedangkan heme dirombak
menjadi bilirubin dan biliverdin yang berwarna hijau kebiruan. Di dalam usus,
zat warna empedu ini mengalami oksidasi menjadi urobilin sehingga warna feses
dan urin kekuningan.
Adapun
fungsi hati bagi tubuh sebagai berikut:
a. Sebagai tempat untuk menyimpan gula dalam bentuk glikogen.
b. Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit.
c. Mengatur kadar gula dalam darah.
d. Sebagai tempat pengubahan provitamin A menjadi vitamin A.
e. Menghasilkan empedu yang berguna untuk mengemulsikan lemak.
f. Menguraikan molekul hemoglobin tua.
g. Menyingkirkan hormon-hormon berlebihan.
h. Membentuk protein tertentu dan merombaknya.
4. Paru – paru
Paru-paru
manusia berjumlah dua atau sepasang. Pada dasarnya fungsi utama paru-paru
adalah sebagai alat pernapasan, namun peranan tersebut juga erat hubungannya
dengan sistem ekskresi. Hal ini dikarenakan CO2 dan air yang merupakan hasil
proses metabolisme di jaringan yang diangkut melalui darah akhirnya akan dibawa
ke paru-paru untuk dibuang dengan cara difusi di alveolus. Proses ini dapat
berjalan dengan baik karena dibuang dengan difusi di alveolus. Proses ini dapat
berjalan dengan baik karena pada alveolus banyak bermuara kapiler yang memiliki
selapis sel.
Sebagian besar (75%)
CO2 yang diangkut dalam plasma darah berbentuk senyawa HCO3 (asam bikarbonat)
dan sisanya (25%) akan diikat oleh Hb membentuk senyawa HbCO2 (karboksi
hemoglobin). Akan tetapi akhirnya CO2 dan air dieluarkan melalui udara yang
diembuskan.
C. Penyakit pada Sistem Ekskresi
Manusia
1.
Penyakit pada Ginjal
Kelainan pada ginjal dan hormone
tertentu dapat mengakibatkan terganggunya proses dan sistem ekskresi. Gangguan
tubuh tersebut antara lain sebagai berikut.
a) Nefritis
Nefritis terjadi
akibat infeksi kuman, misalnya bakteri Streptococcus, pada nefron
(glomerulus). Kuman ini masuk melalui saluran pernapasan kemudia dibawa oleh
darah ke ginjal. Akibat infeksi ini, glomerulus mengalami peradangan sehingga
protein dan sel-sel darah yang masuk bersama urin primer tidak dapat disaring
dan keluar bersama urin. Selain itu dapat mengakibatkan uremia, yaitu
urea yang masuk dalam darah melebihi kadar normal. Terdapatnya urea di dalam
darah mengakibatkan penyerapan air terganggu, selanjutnya air akan tertimbun di
kaki atau organ tubuh lain.
b) Diabetes
melitus.
Diabetes mellitus (kencing manis) disebabkan karena
kadar hormone insulin di dalam tubuh sangat rendah. Akibatnya proses perombakan
glukosa menjadi glikogen terganggu, dan karenanya gukosa dalam darah meningkat.
Meningkatnya glukosa tidak mampu diserap kembali seluruhnya sehingga glukosa
tersebut akan diekskresikan bersama urin.
c) Diabetes
insipidus
Seseorang dapat terserang penyakit diabetes
insipidus apabila di dalam tubuhnya kekurangan hormone antidiuretik (ADH).
Masih ingatkah kalian apa fungsi homron ini? Karena kekurangan hormon ADH,
volume urin yang dihasilkan jauh melebihi normal, bahkan dapat encapai 30 kali
dari volume urin normal. Penderita sering buang air kecil
d) Albuminuria
Penyakit
albuminuria terjadi karena kegagalan proses penyaringan, khususnya dalam
menyaring protein. Akibatnya protein (albumin) lolos dalam penyaringan,
sehingga ditemukan dalam urin.
e) Batu
ginjal
Penyakit batu
ginjal terjadi karena adanya endapan di dalam rongga ginjal (pelvis renalisa)
atau kandung kemih. Endapan terbentuk dari senyawa kalisum dan penumpukan asam
urat. Kurang minum atau sering menahan keinginan kencing kemungkinan besar
dapat mengakibatkan terbentuknya batu ginjal. Kelainan metabolisme sehingga
terjadi penumpukan senyawa kalsium dan asam urat juga dapat menjadi penyebab
terbentuknya batu ginjal. Batu ginjal yang masih kecil dapat dihancurkan dengan
obat-obatan atau sinar laser. Serpihannya dikeluarkan bersama urin. Batu ginjal
yang besar dikeluarkan melalui operasi.
f) Anuria
Anuria merupakan kegagalan ginjal sehingga
tidak dapat membuat urin. Keadaan ini disebabkan adanya kerusakan di glomerulus.
Proses filtrasi tidak dapat dilakukan sehingga tidak ada urin yang dihasilkan.
2. Penyakit
pada Kulit
a) Measles
(Rubeola)
Measles
adalah penyakit virus akut yang sangat menular, menimbulkan demam tinggi
disertai gambaran khas pada kulit berupa ruam makulopapula, gejala-gejala pada
mata, dan radang kataral saluran pernafasan. Penyebab rubeola adalah measles
virus, yang secara antigenic berbeda dari rubella virus penyebab penyakit
rubella.
b) Rubella
Penyakit
yang disebut juga sebagai campak Jerman ini sebenarnya termasuk penyakit
eksantematus jinak pada anak-anak dan orang dewasa muda. Akan tetapi ternyata
bahwa infeksi rubella yang menyerang ibu hamil pada trimester pertama dapat
menimbulkan infeksi terhadap janin yang dikandungnya dan menimbulkan kelainan
congenital pada organ-organ janin. Penyebab rubella adalah rubella virus, yang
termasuk family togaviridae.
c) Herpes
simplex
Herpes
simplex primer sebenarnya merupakan penyakit local yang tidak selalu menunjukan
gejala dan keluhan nyata, namun dapat berkembang menjadi penyakit sistematik
yang berbahaya dan bahkan fatal penyebab herpes simplex adalah herves simplex
virus yang terdiri dari 2 tipe, yaitu herves simplex virus tipe 1 (HSV-1) dan
herves simplex virus tipe 2 (HSV-2).
d) Varicella
dan Zoster
Varicella
atau disebut juga chickenpox adalah penyakit yang sangat menular yang terutama
menyerang anak-anak. Penyakit ini akan berlangsung lebih parah apabila
menyerang orang dewasa, bayi, dan oranmg-orang yang mempunyai daya tahan
rendah.
Zoster
merupakan penyakit menular yang sporadik, dengan cirri khas berupa radang
unilateral dari akar dorsal ganglia atau ganglia saraf cranial yang
ekstramedula. Penderita umumnya orang dewasa dan mungkin terjadi sebagai akibat
reaktivasi virus yang berada dalam keadaan laten sesudah sembuh dari varicella.
Varicella maupun zoster disebabkan olah serotype viru yang sama, yaitu virus
varicella-zoster (V-Z), yang termasuk dalam family herpetoviridae.
e) Variola
Cacar
(variola major, smallpox) adalah penykit demam yang sangat menular, yang
mempunyai cirri khas berupa lesi-lesi vesikula dan pustula. Sedangkan alastrim
(variola minor) adalah bentuk cacar yang secara klinis gejalanya lebih ringan
daripada cacar dengan angka kematian yang selalu rendah. Cacar disebabkan oleh
variola virus yang sangat menular dan dapat menimbulkan angka kematian yang
tinggi.
f) Molluscum
contagioscum
Adalah
penyakit infeksi kulit jinak yang menunjukan gambaran khas adanya nodul-nodul
kecil seperti mutiara pada kulit penderita. Penyakit ini ditimbulkan oleh molluscum
contagiosum virus yang termasuk dalam kelompok poxvirus dari family poxviridae.
g) Verrucae
(warts)
Adalah
tumor kulit yang juga menimbulkan kelainan pada membrane mukosa yang berdekatan
dengan kulit yang sakit. Pada manusia warts disebabkan oleh human
papillomavirus yang dapat menimbulkan berbagai jenis kelainan yang bentuknya
sesuai denga tempat infeksi dan reaksi yang ditimbulkan oleh hospes.
3.
Penyakit pada Hati
a. Hepatitis
virus tipe A
Hepatitis
virus tipe A disebut juga hepatitis infeksiosa atau hepatitis epidemik adalah
hepatitis viral yang akut, merupakan penyakit menular yang paling penting di
negara-negara sedang berkembang. Virus hepatitis tipe A (HAV) yang mirip
vicorna virus merupakan virus RNA yang tidak berselubung, mempunyai partikel
ikosahedral dengan garis tengah 27 nm. virus akan menjadi tidak aktif oleh
formalin, glutaraldehid aktif, dan larutan hipoklorit.
b. Hepatitis
virus tipe B
Masa
inkubasi yang panjang, dengan gejala-gejala yang timbul perlahan-lahan serta
keluhan yang ringan menyulitkan mengenai infeksi hepatitis virus B secara dini.
Sekitar 30% penderita hepatitis B tidak menunjukan gejala atau keluhan yang
nyata. Hepatits B juga disebut hepatitis serum. Penyebab hepatitis B adalah
hepatitis B virus (HBV) yaitu hepadnavirus yang termasuk virus DNA
c. Hepatitis
virus tipe C
Hepaitits
C virus (HCV) merupakan penyebab utama hepatitis kronik pascatransfusi, yang
mula-mula dikenal sebagai hepatitis non-A non-B. sekitar 75% penderita
hepatitis C akan berkembanmg menjadi hepatitis kronik. Hepatitis virus C (HCV)
adalah flavirus, suatu virus RNA yang morfologinya mirip vicorna virus, dengan
virion yak berselubung, mempunyai ukuran garis tengah 27 nm. secara antigenic
virus hepatitis tipe C berbeda dari virus hepatitis tipe A maupun tipe B.
d. Hepatitis
virus tipe D
Hepatitis
delta virus (HDV) hanya dapat menimbulkan infeksi bila terdapat bersama-sama
hepatitis B virus (HBV), yaitu dalam bentuk koinfeksi (HDV dan HBV bersama-sama
menginfeksi eorang penderita pada saat yang sama) atau dalam bentuk superinfeksi,
yaitu bila seseorang sedang menderita HBV kronis, kemudian terinfeksi dengan
HDV.
e. Hepatitis
virus tipe E
Hepatitis
E virus (HEV) merupakan hepatitis yang dapat sembuh dengan sendirinya, tidak
berkembang menjadi kronis dan viremia yang terjadi kemudian akan hilang. HEV
merupakn virus RNA mirip calcivirus, berserat tunggal. HEV endemic di beberapa
daerah di dunia dan epidemi dilaporkan telah terjadi di India, Burma,
Afghanistan, Algeria, dan Meksiko. Penularan terjadi melalui air minum yang
tercemar tinja penderita.
f. Yellow
fever (demam kuning)
Yellow
fever disebut juga black vomit adalah penyakit viral yang akut, timbul secara
mendadak dengan gejala demam tinggi, tubuh sangat lemah dan pada penyakit yang
berat dapat terjadi muntah berdarah, albuminuri, jaundis yang dapat diikuti
dengan kematian penderita akibat terjadinya emboli. Yellow fever disebabkan
oleh flavirus, virus RNA yang termasuk dalam grup B arbovirus dari family
togaviridae.
4.
Penyakit pada Paru-paru
a.
Asma atau sesak nafas, yaitu kelainan yang
disebabkan oleh penyumbatan saluran pernafasan yang disebabkan oleh alergi
terhadap rambut, bulu, debu atau tekanan psikologis.
b.
Kanker Paru-Paru, yaitu gangguan
paru-paru yang disebabkan oleh kebiasaan merokok.
BAB 3
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil yang
diperoleh dalam pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Sistem
ekskresi merupakan sistem pengeluaran zat sisa metabolisme yang tidak digunakan
lagi dalam tubuh yang diserap dan diangkut oleh darah dan dikeluarkan bersama
urine, pernapasan dan keringat.
2. Alat
ekskresi terdiri atas: ginjal, kulit, hati dan paru-paru.
3. Kelainan
dan penyakit pada sistem ekskresi manusia yaitu:
a.
Ginjal :
nefritis, diabetes militus, diabetes insifidus, batu ginjal, dst.
b.
Kulit :
measles, rubella, herpes simplex, variola, kanker kulit, dst.
c.
Hati :
hepatitis A, hepatitis B, yellow fever (demam kuning), dst.
d.
Paru-paru : asma/sesak nafas, kanker paru-paru, dst.
B. SARAN
Dengan
mengetahui proses sistem ekskresi dan kelainannya, semoga kita bisa lebih
menerapkan gaya hidup sehat dalam kehidupan kita sehari-hari. Sehingga kita
bisa merawat sistem ekskresi kita dengan baik, karena tubuh kita rentan sekali
terkena kelainan yang telah disebutkan di atas. Diharapkan pula dapat disajikan
makalah tentang sistem ekskresi yang lebih lengkap, terperinci dan kompleks
yang penulis sadari bahwa makalah saat ini masih jauh dari kata sempurna.
DAFTAR
PUSTAKA